Sabtu, 05 Februari 2011

Ceria---Makan yang Baik

Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah-Islami). Ayah dan ibunyalah kelak yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (penyembah api dan berhala). (HR. Bukhari).

Fitrah manusia sejak dilahirkan adalah fitrah Islami yang suci. Orang tuanyalah yang berperan penting dalam menuliskan lembaran-lembaran sejarah hidup sang anak, akankan anak itu menjadi Muslim sejati atau hanya Islam menjadi symbol agama sebagai identitas saja atau bahkan menjadi Kafir. Naudzubillah., semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah dan membimbing kita pada Jalan yang Lurus.

Yang baik dan Yang diterima hanya ISLAM
---------------------------------------

Dari Abu Hurairoh rodhiallohu ‘anhu, ia berkata: “Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Sesungguhnya Alloh itu baik, tidak mau menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Alloh telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin (seperti) apa yang telah diperintahkan kepada para rosul, Alloh berfirman, “Wahai para Rosul makanlah dari segala sesuatu yang baik dan kerjakanlah amal sholih” (QS Al Mukminun: 51). Dan Dia berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa-apa yang baik yang telah Kami berikan kepadamu” (QS Al Baqoroh: 172). Kemudian beliau menceritakan kisah seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan berdebu. Dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa: ”Wahai Robbku, wahai Robbku”, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan (perutnya) dikenyangkan dengan makanan haram, maka bagaimana mungkin orang seperti ini dikabulkan do’anya.” (HR. Muslim)

Kedudukan Hadits
Hadits ini merupakan salah satu ashlud din (pokok agama), di mana kebanyakan hukum syariat berporos pada hadits tersebut.
Alloh Itu Thoyyib Tidak Menerima Kecuali Yang Thoyyib
Thoyyib adalah suci, tidak ada kekurangan dan cela. Demikian juga Alloh, Dia itu thoyyib. Dia suci, tidak ada kekurangan dan cela pada diri-Nya. Dia sempurna dalam seluruh sisi.
Alloh tidak menerima sesuatu kecuali yang thoyyib. Thoyyib dalam aqidah, thoyyib dalam perkataan dan thoyyib dalam perbuatan. Tidak menerima artinya tidak ridho, atau tidak memberi pahala. Dan ketidakridhoan Alloh terhadap sebuah amal biasanya melazimkan tidak memberi pahala pada amalan tersebut.
Pengaruh Makanan Yang Thoyyib
Mengonsumsi sesuatu yang thoyyib merupakan karakteristik para rasul dan kaum mukminin. Makanan yang thoyyib sangat berpengaruh terhadap kebagusan ibadah, terkabulnya doa dan diterimanya amal.

Salah satu sebab terkabulnya doa adalah karena senantiasa Mengonsumsi yang halal.
---------------------------------------------------------------------
Jangan memberi makan kecuali yang Baik ( halal ), dan jangan bekerja kecuali yang diridhoi Allah SWT.
Bila kita memberi makan keluarga kita hendaklah dengan makanan yang halal, bila kita membiarkan keluarga dan anak-anak kita memakan makanan yang haram, tak heran bila perbuatannya adalah yang haram-haram dan Tak heran pula bila anak menjadi sulit dididik, berani dengan orang tua, bahkan sering kita jumpai anak mudah berkata kasar dan tidak sopan itu adalah akibat karena sering memberi makanan yang haram. Apalagi bila sejak kecil kita sudah membiasakan dengan makanan yang haram, masya’Allah.. akan lebih sulit lagi, sama halnya kita menjerumuskan keluarga dan anak-anak kita untuk menyukai barang-barang haram yang dibenci Allah SWT. Maka ikhwanifillah diharapkan untuk selalu berhati-hati dalam mencari rezki Allah dan memastikan bahwa rizki itu adalah halal dan diridhoi oleh Allah SWT. Amiiin.

Tiada merasa gelisah dan takut dihati orang-orang yang beriman, kecuali hanya untuk Taat pada Allah dan RasulNYA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar